Selasa, 06 Januari 2015

Makalah RPP dan Silabus



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar belakang
Pembelajaran akidah di Madrasah Ibtidaiyah sangatlah penting keberadaannya karena dengan penanaman akidah Islam pada peserta didik di tingkat MI akan memberikan pondasi pada pengetahuan dan pengamalan keimanannya. Oleh karena itu, guru akidah harus bisa merancang pembelajaran yang seefektif dan seefisien mungkin sehingga peserta didik mampu menguasai kompetensi-kompetensi dalam pelajaran akidah.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran akidah di kelas MI, seorang guru harus menyusun perencanaan proses pembelajarannya yakni dalam bentuk perangkat pembelajaran. Beberapa komponen dalam perangkat tersebut diantaranya yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pengembangan silabus dan RPP serta pelaksanaan penilaian sangat urgen untuk di pelajari karena dengan mengetahui kedua hal tersebut bisa lebih memudahkan pendidik/guru untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa definisi Silabus dan bagaimana cara pengembangannya?
2.         Apa definisi RPP dan bagaimana cara pengembangannya?
3.         Apa definisi penilaian dan Bagaimana penilaian dalam pembelajaran Aqidah MI?

C.      Tujuan
Mahasiswa mengetahui lebih mendalam tentang silabus, RPP dan pengembangannya serta penilaian hasil belajar dalam pembelajaran akidah di Madrasah Ibtidaiyah (MI).




BAB II
PEMBAHASAN


A.      Definisi dan Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus juga dapat diartikan merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.[1]
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:
1.         Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran.
2.         Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk kompetensi tersebut.
3.         Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik
Dalam pembelajaran akidah MI, silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.




1.         Prinsip Pengembangan Silabus
a.         Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b.        Relevan.  Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c.         Sistematis. Komponen-komponen silabus  saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d.        Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e.         Memadai.  Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f.         Aktual dan Kontekstual.  Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g.        Fleksibel.  Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.[2]
h.        Menyeluruh.  Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor)

2.         Pengembangan Silabus
Pengembangan silabus  dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Dan untuk mapel akidah MI, pengembangan yang dilakukan bisa dengan cara:
a.         Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
b.        Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
c.         Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran akidah akhlak disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
d.        Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
e.         Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

3.         Komponen-komponen Silabus[3]
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen, sebagai berikut:
a.        Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk suatu mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
b.        Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan lingkungan dan sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
c.         Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pda diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri siswa, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau tercapai.
d.        Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator  pencapaian belajar.Secara umum  materi pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu  fakta,konsep,prisip,dan prosedur.
e.         Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan  tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar).
f.         Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing kompetensi dasar.
g.        Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur  keberhasilan belajar siswa.
h.        Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

4.         Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.  Silabus  merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a.        Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran  sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan  memperhatikan hal-hal berikut:
1)        Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan  materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi.
2)        Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
3)        Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata  pelajaran.
b.        Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
1)        Potensi peserta didik;
2)        Relevansi dengan karakteristik daerah,
3)        Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4)        Kebermanfaatan bagi peserta didik;
5)        Struktur keilmuan;
6)        Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7)        Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8)        Alokasi waktu.
c.         Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,  dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.  Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1)        Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
2)        Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3)        Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
4)        Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
d.        Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
e.         Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
1)        Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2)        Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3)        Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
4)        Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
5)        Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
f.         Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.  Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
g.        Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

B.       Definisi dan Pengembangan RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.  Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.
Berdasarkan Permendiknas No 41 tahun 2007 tertanggal 23 November tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa pengembangan RPP dijabarkan dari Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kopetensi Dasar (KD).
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPPuntuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan pendidikan.[4]
Dalam pembelajaran akidah MI, guru harus mampu menyusun RPP dengan sebaik mungkin, baik dalam pemanfaatan strategi, metode, media, sumber belajar, maupun penilaian sehingga pembelajaran bisa menjadi lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan RPP akan berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran, sehingga apabila guru semakin terampil dalam menyusun RPP, maka semakin besar untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

1.         Pengembangan RPP
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Berikut ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan RPP, antara lain :
a.         Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas, makin konkret kompetensi makin mudah di amati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
b.        Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c.         Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
d.        RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
e.         Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim.

2.         Tujuan dan Fungsi Penyusunan RPP
Tujuan penyusunan RPP adalah untuk :
a.         Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multipel intellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik.
b.        Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.
c.         Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
Sementara itu, fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar ( kegiatan pembelajaran ) agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain rencana pelaksanaan pembelajaran berperan sebagai scenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru untuk menyesuaikan dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.

3.         Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
a.         Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
b.        Mendorong Partisipasi aktif peserta didik.
c.         Mengembangkan Budaya Membaca dan menulis.
d.        Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
e.         Keterkaitan dan Keterpaduan.
f.         Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
4.         Komponen-komponen RPP
Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
a.         Identitas mata pelajaran
b.        Standar kompetensi
c.         Kompetensi dasar
d.        Indikator pencapaian kompetensi
e.         Tujuan pembelajaran
f.         Materi ajar
g.        Alokasi waktu
h.        Metode pembelajaran
i.          Kegiatan pembelajaran: (1) Pendahuluan, (2) Inti, (3) Penutup, (4) Penilaian hasil belajar, (5) Sumber belajar.
j.          Sumber dan media pembelajran
k.        Penilaian

5.         Langkah-langkah Penyusunan RPP
Langkah-langkah minimal dari penyusunan RPP dimulai dari mencantumkan identitas RPP, tujuan pembelajaran, meteri pembelajaran, metode  pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semuanya merupakan suatu kesatuan. Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagai berikut :
a.         Mencantumkan identitas
b.        Merumuskan Tujuan Pembelajaran
c.         Menentukan Materi Pelajaran
d.        Menentukan metode pembelajaran
e.         Menetapkan kegiatan pembelajaran
f.         Memilih sumber dan media belajar
g.        Menentukan penilaian

Dalam praktek mengajar mata pelajaran akidah MI kali ini, RPP yang kami susun menggunakan:
1.         Materi tentang kalimat Tayyibah yaitu salam kelas 4 semester 2
2.         Strategi yang digunakan adalah Pembelajaran tidak Langsung (Indirect Learning)
Strategi pembelajaran adalah pola yang direncanakan dan ditetapkan oleh guru untuk buat siswa belajar atau untuk membelajarkan seseorang/sekelompok orang melalui berbagai upaya dan strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. [5]
Strategi Pembelajaran tidak Langsung (Indirect Learning) memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi bardasarkan data dan pembentukan hipotesis. Dalam strategi ini peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal.[6]
3.         Metode yang digunakan yaitu
a.         Metode ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian materi yang dilakukan dengan penjelasan lisan secara langsung (bersifat satu arah) terhadap peserta (audience). Tujuan metode ini yaitu untuk menyampaikan materi yang bersifat abstrak misalnya dalm mata pelajaran akidah, memberi pengantar/tahapan baru, informasi yang disampaikan merupakan dasar untuk kegiatan belajar berikutnya.[7]
b.        Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari penyaji kepada peserta, tetapi dapat pula dari peserta kepada penyaji. Tujuan metode di antaranya yaitu untuk menciptakan suasana yang hidup, menggali ide-ide peserta dan mengetahui pemahaman siswa.[8]
c.         Metode Simulasi (Role Playing)
Metode Role Playing atau bermainperan adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.[9]
4.         Sumber dan media pembelajaran yang digunakan yaitu:
a.         Buku paket
b.        Laptop
c.         LCD
d.        Video
5.         Penilaian yang dilakukan mencakup penilaian aspek kognitif (kemampuan dalam pengetahuan), afektif (kemampuan yang mencakup hal yang berkaitan dengan emosi seperti: perasaan, apresiasi, antusiasme, motivasi dan sikap) dan psikomotorik (keterampilan/kemampuan mengoordinasikan gerakan fisik dan gerakan motorik) dengan menggunkan tes dan non tes.






BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Pengembangan silabus  dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini harus diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian akidah MI mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.



DAFTAR  PUSTAKA

Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Muslich, Mansur. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan kepala sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.
Majid, Abdul. 2014.  Strategi Pembelajaran, cet. 4. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru. Bandung: CV. Yrama Widya.


[1] Ali imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, cet.1, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), 120.

[2] Ibid., 121.

[3] Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan kepala sekolah, (jakarta : Bumi Aksara, 2009), 156-157.

[4] Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet,2, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), 53.

[5] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, cet. 4 (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2014), 3-4.
[6] Ibid., 11.
[7] Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar Bekal Keterampilan Dasar Bagi Guru (Bandung: CV. Yrama Widya, 2013), 4.
[8] Ibid., 6.
[9] Abdul Majid, Strategi Pembelajaran., 206.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar